Manajemen Pengolahan Sampah Harus Dibenahi

Pengamat lingkungan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Zainal Abidin mengatakan pada dasarnya plastik setelah menjadi sampah bisa dimanfaatkan kembali.

Plastik bisa didaur ulang atau direcoveri, yaitu diambil energinya atau dijadikan bahan kimia lain untuk dijadikan nonomer sebagai bahan baku plastik.

“Secara teori sebenarnya tidak ada plastik yang keluar ke lingkungan. Plastik jika sudah dipakai, kemudian dibuang itu keliru karena masih bisa digunakan lagi,” ujar dia.

Menurut dia, sampah terbesar di dunia adalah sampah organik, sekitar 50-70 dari total sampah.

Sedangkan plastik menempati urutan nomer enam, sampah plastik sekali pakai jauh lebih kecil, sekitar 6 persen dari total plastik.

“Data ini tidak digunakan sebagai dasar kebijakan,” ujar dia.

 

Plastik menurut dia malah mempunyai beberapa keunggulan, bahan ini lebih ramah lingkungan dibanding material lain seperti aluminium, baja, gelas bahkan kertas.

Plastik juga lebih aman, higienis, ringan, usia lebih panjang, tahan benturan, transparan dan mengkonsumsi bahan bakar lebih hemat.

“Proses produksi plastik lebih hemat sumber daya alam, hemat energi, rendah emisi dan tahan lama. Sehingga sebenarnya plastik lebih ramah lingkungan,” ujar dia.

Dengan pertimbangan ini, pemerintah menurut Zainal seharusnya tidak melarang penggunaan plastik, namun membenahi manajemen pengelolaan sampah dan mendidik masyarakat agar bisa memilah sejak dari rumah.

Pelarangan penggunaan plastik hanya akan menyusahkan masyarakat dan merugikan industri, ujar dia.

 

Senada dengan Justin, menurut Zainal plastik menjadi masalah karena persoalan manajemen pengelolaan sampah yang belum baik.

Menurut dia pemerintah belum bisa mendorong dalam skala massif pemilahan sampah di rumah tangga.

Padahal, praktik memilah sampah menurut dia sudah banyak dilakukan secara mandiri oleh masyarakat, namun baru sebatas lingkungan kompleks perumahan maupun rukun tangga atau rukun warga tertentu.

“Kalau mengatakan mendidik masyarakat itu susah, itu hanya alibi. Tidak susah, kebiasaan masyarakat bisa diubah, pemerintah hanya perlu menerapkan regulasi,” ujar dia.

Jika sampah sudah terpilah dengan sempurna maka sampah bisa diproses di tempat, tak perlu lagi ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Dengan teknologi yang sudah tersedia, sampah plastik bisa digunakan untuk berbagai keperluan seperti bahan bangunan, konstruksi jalan, dan bahan bakar.

Sedangkan sampah organik sudah lama diolah untuk menjadi pupuk atau pakan ternak.

“Kalau orang tidak pakai plastik hidupnya jadi sengsara. Tapi kalau sudah dipakai, jangan sembarangan membuangnya,” ujar dia.

“Pemerintah harus mengatur, supaya industri tetap jalan, masyarakat juga hidupnya mudah dan murah, lingkungan juga terjaga.”